Jumat, September 14, 2007

Kau*

Buat Karim.
"masa lalu bukanlah lawan
ia seperti cinta lama, penuh
anggun, berarti

ikutkan jepit lusuh itu
sebagai kenangan dalam puisimu
kesederhanaan lebih akrab
kepada kesederdanaan"


Pamitmu pada buku kenangan yanga kau berikan padaku sesaat sebelum kau beranjak.


Pada akhirnya kau putuskan juga pilihanmu itu, pilihan yang selama ini kita bincangkan dan kau biarkan menguap begitu saja, sebab kau terlalu berat untuk meinggalkan kota ini sepertinya; kota yang terlalu lama menidurkanmu; kota yang mungkin menurutmu banyak impian, tapi apa artinya impian itu?, kalau selamanya hanya mimpi tak kunjung jadi nyata. Hidup ini fakta bukan?. tidak usah terlalu muluk hidup itu, apa yang ada itulah yang harus kita lalui bukan apa adanya kita menjalaninya.

Sudah terlalu lama kau tertidur di negeri ini, terlelap sampai kau lupa hanya untuk sekedar menguap mengelurkan bau busuk dari mulutmu itu, apalagi sekedar untuk bangun dan sadar bahwa kau ternyata selama ini dalam mimpi.

"kubawa dari rumah ini adalah memori, kubawa dari negeri ini adalah puisi" katamu pada suatu hari.

Hanya itukah yang bisa kau bawa dari negeri ini?, itu hanya daun yang setiap saat akan runtuh bukan pohon yang tegar dan utuh, itu hanya bau busuk mulutmu bukan mulut kamu yang sebenarnya. Ada yang lebih penting dari itu yaitu "kamu" untuk yang sebenarnya.

Apakah kau akan menjadi bangga dengan tidak menjadi arti sama sekali?. Apakah kau ingin seperti sampah yang tidak berarti itu?, dari omonganmu yang tanpa "R: itu aku berani memastikan bahwa itu bukanlah kamu.

"aku tidak pernah mati sebagai binar nyala,
manusia yang menjunjung angan-angannya
aku tidak pernah main-main sebagai manusia
karena menjadi manusia adalah kehormatan"


kau sendiri kan yang menulis itu?

Menjadi manusia yang sadar susah memang, tapi itulah sepertinya yang sedang kau tempuh sekarang. Tidak ada salahnya kau mimpi dan beranggan-anggan tapi menjadi salah kalau tidak ada pemberontakan sebagai bukti bahwa inilah mimpi dan angan-anganmu selama ini.

KAU
meski setiap saat kau bangun gubuk
dalam dirimu
aku yakin tidak akan pernah rampung
kau dirikan itu
sebab kau selalu kalah oleh waktu

meski kau terus kelana sekalipun
aku berani memastikan tak akan bisa kau bangun cita-cita itu
sebab putaran waktu selalu saja kau timbun
menggilasmu dan kau lena oleh mimpi-mimpimu

segala waktu milikmu kubaca
dan kau adalah kalah
yang tidak mau kalah
sebenarnya

kau yang kan pulang, kau yang kan hilang
kau yang kan membayang, kau yang kan terkenang

selamat jalan
ya..selamat jalan kawan


Kairo, 14/09/2007

*Catatan buat mingan

1 komentar:

Han mengatakan...

ya, terimakasihku.

aku menemukan sesuatu baru,
aku hidup, kawan !
aku bernyawa lagi.