Minggu, Juni 25, 2006

SELAMAT JALAN GURUKU

I
Dalam kebisuan
diam-diam aku menangis
mengeja kata
kalau kau tiada...!

Hari ini
ketika aku dalam rindumu
ketika aku dalam sekapmu
lama ingin bertemu
sepi...sunyi...sedih...
dari palung hati mengiringi
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun"

Angin...!
bukankah baru kemarin
kau kabarkan duka itu datang di sana???...
pada tempat aku mandikan tubuh
sekarang kau bawakan lagi
sirami aku pada guratan waktu kakuku
di sini dalam kerinduan ingin bertemu

Kerinduanpun akhirnya kering tak terkirim
saat izrail memanggilmu
pada batu nisan itu
damailah kau guruku
di sana dalam persemayamanmu

Dan kalian...
kalian janganlah sedih
karena kita sejatinya adalah daun
yang menunggu kapan datangnya musim...???

II
Tak bosannya kau ejakan aku kata pada lembaran lusuh itu, di saat kelopak mata menipuku pada warna senja jingga, jadilah hitam kelam alam mimpi.
Banyak kata aku rangkaikan untukmu juga Cerita yang lama aku simpan, ingin aku kirimkan tapi mendung belum cerah, hujan juga belum turun, tapi tenanglah...ya tenanglah Guruku gantian aku sekarang yang mengejakan untukmu

III
Satu lagi telah pergi
setelah yang satu mendahului
tinggalkan duka kuras air mata
sekeliling menghampiri
berbondong mengiringi
panjang
ramai
lantunkan do'a untukmu
sedang aku di sini
hanya bisa diam dalam duka
kirimkan do'a lewat semilir angin
sungai nil ini...???

IV
Pernah engkau bertutur padaku
ketika aku belum mengerti apa itu mati
dan sekarang aku baru tau
kalau mati itu berhenti
dan tak akan gerak kembali
ganti yang hidup
sebagai penganti...??

V
Akan selalu ku ingat
pituturmu tentang gemuruh badai
yang menghantam sampan tak berlayar itu
dan juga tentang karang yang masih tenang
dalam tamparan arus laut
"kita harus kuat dalam menghadapi, istiqomah dalam menjalani"

Akan selalu kusimpan
kata-katamu itu
tentang putih dan hitamnya warna
yang keduanya adalah beda
"kita harus bisa memilih mana yang benar dan mana yang salah"

<>

Kairoe, 15/5/2006

Selengkapnya......