Minggu, November 04, 2007

Sedikit Komentar Buat Tulisan Mas Aab

Barusan saya mengunjungi Blogspot sahabat saya di Indonesia di alamat: http://abdul-hakim.blogspot.com/. Tulisan itu bertema "Konfrontasi, Sejarah yang berulang?". Melihat tanggalnya tulisan itu sudah lama diposting. Juga sudah lama sebenarnya perihal itu; perang yang tak kunjung meledak. Begitu saya membahasakan Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia dari tulisan sahabat saya itu.

Meski sudah lama masalah itu. Entah. Setelah saya membaca tulisan sahabat saya itu terus terang saya marah dan sempat panas. Darah saya seperti membuncah ingin muncrat. Mungkin terlalu rapi dan detail sahabat saya itu menulis geger antara dua negara yang bersebelahan itu; Indonesia Malaysia. Sejak geger tahun 1960-an sampai sekarang ditulis rinci dan penuh profokasi saya kira.

Awalnya saya berniat untuk mengkomentari langsung di Blogspot sahabat saya itu. Tapi karena settingnya yang entah saya susah sekali masuk. Akhirnya saya tulis komentar itu disini. Komentar itu begini.....


...Dan sayapun berkesimpulan bahwa hargadiri kita sebagai bangsa diinjak dan dipermainkan. Dan sayapun bertanya. Kemana harga diri kita?. Semua diam. Bahkan diam yang paling garang sekalipun.

"hiduplah dalam perang melawan sesamamu dan dirimu sendiri". Kata Nietzsche pada suatu hari. Rentetan yang dibeberkan lewat tulisan oleh sahabat saya itu, apa kalau tidak menuju pada apa yang dikatakan Nietzsche itu?. Benar katamu Nietzsche. Ya benar. Bahwa tujuan hidup "bukanlah kepuasan, melainkan untuk menjadi lebih berkuasa; sama sekali bukan kedamaian, melainkan perang". Dan itu sepertinya yang dilakukan monster yang berkedok saudara itu.

Dan kitapun masih mencoba untuk berkelakuan manusia. Sabar dan mangut-mangut. Kita berteduh pada sifat kemanusiaan. Tapi kita tidak sadar pada saat itu juga hargadiri kita dirampok hewan yang bersemayam persis disebelah tembok rumah kita.

"khaos tidak selamanya harus dihindari, karena kadang dialah yang melahirkan matahari". Gunawan Mohammad bilang. Benturan kadang dibutuhkan karena dari itu kita bisa membuktikan bahwa kita bangsa yang bermartabat dan tidak bisa dipermainkan. Tapi itukah yang akan kita tempuh?. Ini bukan zaman jahiliyah. Juga kita bukan dewa.

Bangsa yang disegani dan dihormati. Mungkin itu hanya angan. karena sampai sekarang itu masih "tanda tanya" yang jawabnya "entah". Selamanya Indonesia tidak akan bisa berjalan apalagi lari, selama kaki kita terbelenggu oleh kepicikan dan ketololan anak negeri sendiri.

Akupun masih berharap kapan?. Mungkin nanti disaat ruang dan hari selesai yang itu artinya kiamat. Dan lagi-lagi aku bertanya. Kapan?. Dan lagi-lagi semua diam. Tapi kali ini ada yang senyum meski senyum yang paling hambar sekalipun. I LOVE U INDONESIA

Kairo Lorong Sepuluh, 5/11/2007
Ket. Gambar diambil dari Goggle Searching

Tidak ada komentar: